Teriring
lantunan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, atas segala Taufiq dan Inayah-Nya
dalam pengembangan website STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang. Website
ini dikembangkan seiring dengan kebutuhan serta keinginan optimalisasi
akuntabilitas pada seluruh stakeholders STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang.
Seluruh kegiatan, peristiwa, dan informasi Pendidikan Pengajaran disampaikan
secara lugas dalam website ini.
Era digital
ini, memposisikan website menjadi simbol dinamika pergerakan lembaga
Pendidikan khususnya lembaga Pendidikan Tinggi. Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi,
STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang mengemban amanat mensukseskan tridharma
perguruan tinggi, yakni: pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta
pengabdian kepada masyarakat. Website menjadi trigger dalam
menjalankan tridharma PT terlebih dalam penyediaan dan penyebaran informasi.
STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang didirikan pada tahun 2003 dan merupakan bagian dari Pondok Pesantren Al-Hikam. Website ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi tentang kegiatan pendidikan dan pengajaran, hasil penelitian dosen dan mahasiswa, serta kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan. Pengembangan website ini dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas dan proaktif STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat. STAI Ma'had Aly Al-Hikam Malang selalu terbuka untuk saran demi tercapainya kegiatan yang lebih baik.
Sebagai
perguruan tinggi yang ingin berkhidmah pada masyarakat dan menjunjung tinggi
asas keberlanjutan serta objektifitas, STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang selalu
membuka saran demi tercapainya kegiatan yang lebih baik.
Kamis 19 November 2015, menjelang Isya, Mantan Ketum PBNU yang kini menjabat sebagai Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Schollar), KH Ahmad Hasyim Muzadi, silaturrahim ke Markaz Besar FPI di Petamburan – Tanah Abang Jakarta Pusat.
Kedatangan Kyai Hasyim disambut langsung Imam Besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Syihab, yang didampingi Ketum, Waketum dan Sekum DPP FPI, serta Imam-Imam FPI Daerah, antara lain Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Kalbar.
Dalam pertemuan tersebut Kyai Hasyim memaparkan tentang peta gerakan da’wah di Indonesia beserta tantangannya. Beliau juga mengingatkan pentingnya posisi dan peran Ahlus Sunnah wal Jama’ah di tengah pertikaian pemikiran antara Wahabi, Syiah, Liberal dan PKI.
Beliau mengingatkan bahwa Aswaja harus kuat, dan harus selalu bersikap tawassuth(pertengahan) dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga selalu menampilkan Islam yang Rohmatan Lil ‘Aalamiin.
DIALOG RINGAN
Di akhir pertemuan, Habib Rizieq menyampaikan kepada Kyai Hasyim bahwa FPI mendengar istilah ISLAM NUSANTARA untuk pertama kalinya dari Kyai Hasyim sejak beberapa tahun lalu, dengan makna Islam Rohmatan Lil ‘Aalamiin yang menyatu berurat berakar dengan kehidupan masyarakat Nusantara, sehingga sejuk mendengarnya.
Namun kini, makna ISLAM NUSANTARA setelah jadi program Pemerintah yang kemudian diusung oleh para Tokoh Liberal berubah total menjadi Islam Anti Jenggot, Anti Jubah, Anti Sorban, Anti Shoff Rata dan Rapat, Anti Baca Qur’an dengan Langgam Arab, dan lain sebagainya, sehingga FPI gerah mendengarnya.
Akhirnya, FPI memberi aneka gelar buat ISLAM NUSANTARA, ada JIN (Jemaat Islam Nusantara), ada juga ANUS (Aliran Nusantara).
Mendengar hal tersebut, Kyai Hasyim sambil senyum dan tertawa, langsung menjawab singkat : “Iya, Islam Nusantara telah dibajak, dari Rohmatan Lil ‘Aalamiin, jadi Anti Arab. Makanya, saya kembali kepada istilah asli yaitu Islam yang Rohmatan Lil ‘Aalamiin.”