Menguak Misteri Bencana Dunia

- Dari sekian banyak mutiara hikmah berpuasa, dalam kesempatan ini rasanya perlu kita prioritaskan salah satu makna puasa yakni rasa keprihatinan dan latihan keprihatinan.
- Keprihatinan tersebut meliputi :
- Keprihatinan terhadap diri sendiri –masing-masing kita sebagai seorang muslim– perihal kesenjangan antara ajaran Islam dengan perilaku kita sebagai seorang muslim. Dalam hal ini mudah dicari ukurannya
- Keprihatinan kita sebagai pemimpin, karena rakyat yang kita pimpin masih dalam keadaan prihatin
- Keprihatinan terhadap banyaknya bencana alam yang menyertai bencana sosial.
- Kita semua (termasuk saya) tentu bukan pihak yang secara tepat dapat mengatakan, mengapa bencana itu terjadi secara berurutan dan bergiliran. Dalam kesempatan ini saya ingin mengutip Ayat-ayat Al-Quran atau kalimat-kalimat Tuhan sehubungan dengan keprihatinan sosial serta bencana-bencana tersebut, antara lain:
- Bencana yang sepenuhnya merupakan kodrat Ilahi dan tidak terkait dengan apapun kecuali karena kodrat-Nya. Silahkan lihat pada Surat Al-Hadiid : 22 dan At-Taubah : 51
- Bencana yang datang dari serangan negeri lain, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Naml : 34.
- Bencana yang datang karena ulah manusia secara fisik. Silahkan lihat pada Surat Ar-Ruum : 41.
- Bencana yang disebabkan karena tingkah laku manusia yang melampaui batas, melanggar norma kemanusiaan dan bergerak berdasarkan hawa nafsu belaka. Keterangan ini bisa dilihat pada Surat Al-Isra : 16.
- Bencana yang disebabkan karena ingkar terhadap kenikmatan yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada sebuah negeri. Keterangan ini berdasarkan Surat An-Nahl : 112.
- Bencana yang dilakukan oleh orang yang dzalim tapi akibatnya menimpa orang yang tidak bersalah, sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfaal : 25.
- Bencana yang diakibatkan karena pertikaian tingkat atas dan tingkat bawah serta pertikaian antar golongan. Silahlah lihat pada Surat Al-An’aam : 65.
- Tidak ada jalan lain kecuali seluruh komponen bangsa bersikap mawas diri dan kembali ke jalan Tuhan. Silahkan lihat pada Surat Huud : 3.
- Tuhan melarang kita untuk berputus asa terhadap rahmat yang dijanjikan kepada kita, sehingga kita berusaha sungguh-sungguh agar pantas untuk menerima rahmat Allah tersebut. Demikianlah keterangan dalam Surat Al-A’raaf : 96.
- Demikianlah, kami hanya menyajikan firman-firman Allah SWT, ketentuan-Nya berlaku universal: sepanjang zaman, seluruh umat di seluruh tempat. Selanjutnya terserah kita…. Wallahu A’lam. Semoga kita semua mendapatkan berkah bulan suci Ramadhan. Amiin!.
(Kultum KH Hasyim Muzadi)